Jalur Kereta Api Bogor-Sukabumi merupakan bagian dari pembangunan jalur kereta api Bogor-Bandung-Cicalengka, jalur kereta api pertama yang menuju wilayah Priangan. Pembangunan ini merupakan keinginan pemerintah guna menghubungkan Priangan dengan Batavia (Jakarta) secara efektif dan efisien. Perhubungan dua wilayah ini perlu dalam rangka kepentingan ekonomi. Sebelumnya, perusahaan kereta api swasta Nederlandsch Indische Spoorweg Maatchappij (NISM) meresmikan jaringan kereta api Jakarta-Bogor tanggal 31 Januari 1873.

Pembangunan jalur kereta api Bogor-Sukabumi berdasarkan Undang-undang 6 Juni 1878 Staatblad (Lembaran Negara) Nomor 201. Langkah awal yang dilakukan ialah pengukuran dan pemetaan yang dimulai tahun 1878. Pekerjaan ini diawasi oleh para mandor Eropa, Cina dan pribumi. Lingkup pengukuran dan pemetaan terbagi menjadi lima seksi, Jalur Bogor-Sukabumi masuk ke dalam seksi pertama yakni dari Bogor menuju Parungkuda sepanjang 33,68 km.

Selepas pemetaan, dilakukan pembebasan tanah yang dilaksanakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum (Burgerlijk Openbare Werken). Kemudian dilakukan pekerjaan penggalian, penimbunan dan penyemenan. Penggalian dan penimbunan tanah dimulai dari arah Bogor. Pekerjaan penyemenan dilaksanakan guna pembuatan bangunan-bangunan seperti pondasi pilar jembatan, stasiun, rumah dinas dan lain-lain. Kebutuhan bahan material dipasok dari daerah lain, kapur diangkut dari Parungkuda atau Bogor sedangkan batu bata diperoleh dari Depok.

Langkah selanjutnya ialah pemasangan rel dan bahan-bahan besi. Sebelum rel dipasang, dilakukan pemasangan bantalan dari kayu yang berbahan kayu jati. Kayu tersebut diperoleh dari perusahaan pemborong Dijkman dari daerah Jepara. Sementara itu, bahan-bahan berat berupa besi diimpor dari Eropa.

Proses penyelesaian pembangunan jalur kereta api Bogor-Bandung-Cicalengka dilakukan secara bertahap. Jalur Bogor-Cicurug sepanjang 27 km rampung pada 5 Oktober 1881. Selanjutnya dari Cicurug ke Sukabumi dengan panjang 31 km dibuka untuk umum pada 21 Maret 1882.

Pada tahun 1899 tercatat terdapat empat kali perjalanan kereta dari Bogor menuju Sukabumi dan juga lima kali perjalanan Garut-Cibatu. Kereta api Bogor-Sukabumi maupun sebaliknya terbagi menjadi tiga kelas, yakni Kelas 1e, Kelas 2e, dan Kelas 3e. Pembagian kelas berdasarkan status sosial, mengingat pada saat itu masih berlaku stratifikasi kelas. Kelas 1e diperuntukan untuk Orang Eropa, Kelas 2e untuk Orang Timur Asing (Cina, Arab) dan Kelas 3e dikhusukan untuk pribumi.

Perbedaan kelas kereta juga menentukan harga tiket kereta api. Misalnya, harga perjalanan kereta api Bogor-Sukabumi penumpang Kelas 1e sebesar 3,5 gulden, harga Kelas 2e sebesar 2,25 gulden dan untuk Kelas 3e perlu membayar sebesar 0,87 gulden. Sedangkan untuk biaya bagasi per 10 kg dipatok harga 0,17 gulden.

1 jalur ka bogor sukabumi rev

Jalur kereta api Bogor-Sukabumi ditandai garis berwarna merah, peta tahun 1896. (Sumber: Kitlv.nl)

2 tampak depan st bogor rev

Tampak depan Stasiun Bogor sekitar tahun 1910. (Sumber: Kitlv.nl)

3 suasana st sukabumi rev

Suasana Stasiun Sukabumi kurun tahun 1895-1908. (Sumber: Kitlv.nl)

Sumber:

  • Mulyana, Agus, Melintasi Pegunungan, Pedataran, Hingga Rawa-rawa: Pembangunan Jalan Kereta Api di Priangan 1878-1924
  • Officieele Reisgids voor Spoor en Tramwegen op Java 4e Uitgave 1 December 1898
  • Reitsma, Korte Geschidenis der Nederlandsch Indische Spoor en Tramwegen